Tuesday, July 20, 2010

Pancur Batu, 25 Februari 2010

Sebelum sarapan, mejeng dulu ah depan PPA, lumayan dah lama ga maen ayunan ... :) Kenyang rek, sarapan po makan siang. Sebakul gitu porsi nasinya [lebay.com]. Kali ini cukup terkejut dengan kondisi keluarga dan lingkungannya.


Di keluarga pertama, ternyata Roy tinggal dengan nenek dan bibinya. Ibunya pergi ke malaysia, jadi TKW sekitar 3 tahun yang lalu. Tak lama berselang dari keberangkatnya, terdengar kabar kalau dia menikah lagi dengan orang mynmar tanpa bercerai dengan bapaknya Roy. Bapaknya pun pergi ke batam dan kemudian menikah lagi dengan orang lain. Mereka berdua tidak pernah mengirimi uang untuk ketiga anaknya yang ditinggal begitu saja dengan neneknya. Jadi ibu Ida [neneknya Roy], hanya mengandalkan bibinya Roy yang berpenghasilan 30ribu perhari untuk penghidupan.

Yuhu … ketemu orang kebumen di tanah karo, tapi udah terganti logatnya dengan logat batak, he3 … Anak pertamanya yang smp disuruhnya bekerja di Rumah Makan milik bibinya. Alasan ibunya, karna biar ga main PS atau terpengaruh pergaulan teman2 sebayanya yang sudah merokok tau pergaulan bebas. Yang bikin miris, kamar mandinya bener2 terbuka, mungkin terlihat dari jalan, air harus ditimba dari sumur sebelah rumah. Lumayan baru karena pembuangan WC-nya hanya pakai saluran pembuangan ke parit/sungai.

Di keluarga ketiga ga kalah kacau untuk perkembangan anak2 yang ada di rumah itu. Pertama, Bu mariana, ibu dari Dewi yang menjadi sampel kali ini, dia mengusir suaminya dari rumah karena suaminya ini malas bekerja. Kedua adiknya dan Neneknya dewi juga tinggal disitu. Adik laki-laki ibu mariana, pak Jumin namanya, dia pindah ke rumah itu setelah bercerai. Adik perempuan ibu mariana, Bu Salbia namanya, tinggal di situ dengan anak tunggalnya yang juga dilayani di PPA. Bu salbia memiliki anak, tetapi pria yang menghamilinya pergi tanpa mau bertanggungjawab. Neneknya dewi, ibu Mina namanya, tidak bekerja karna sudah tua dan kakinya sakit. Bu mariana, bu salbia dan pak jumin berprofesi sebagai pedagang. Mereka masing-masing berdagang mie, kue dan ikan rebus.

Hari ini lumayan aneh, ditambah jadi orang terakhir yang nyampe lokasi PPA setelah interview keluarga. Nyampe2, mereka sudah bersiap untuk  pulang. Mereka bilang kalau aku yang harus mewawancarai para tokoh masyarakat karena mereka mau fotocopy semua laporan yang udah selesai. Tapi anehnya bang Anta masih menyapa tokoh masyarakat yang sudah datang dan k’Flora bertanya ‘mo pulang bareng kami ato bang anta?’ … makin ga ngerti dengan semua keadaan ini. T_T , jadi memilih untuk diam sampai di rumah.

0 comments:

Post a Comment