Tuesday, July 20, 2010

Namorambe, 24 Februari 2010

Jauh pisan euy, pake acara rebutan angkot juga … kata k’Ria, mungkin jalannya ga bagus, mobil itu bisa tenggelam karna banyak lubang .. eh, eh .. ternyata udah diaspal, baru 2 minggu yang lalu pula, beruntung kali kami. Thanks God

Rumah pertama,seorang ibu muda menyambut saya. Keluarga ini keluarga muda [dalam artian usia kepala keluarganya, bukan usia perkawinan mereka]. Rumah sewaan yang tergolong dalam keadaan yang buruk. Masuk dari pintu depan langsung ketemu tempat tidur yang Cuma satu2nya dengan 2 anak kecil, ibu mertua dan dan 1 adik ipar yang tinggal disitu. Kepala keluarga dan adik ipar bekerja sebagai buruh bangunan yang bertugas memasang atap, sedangkan ibu mertuanya jadi buruh tani upahan.

Keluarga yang kedua, ini keluarga ibu yang menemani saya kunjungan ke keluarga2, kebetulan ini ada mentor/tutor di PPA dan anaknya juga dilayani di PPA. Melihat rumahnya dari luar, kog bagus ya kalau dibanding dengan rumah2 sekitar, ternyata di dalamnya kosong tidak ada perabot. Keluarga ini pernah tinggal di papua, di namorambe mereka kontrak rumah. Suami ibu ini kembali pergi ke papua karna merasa disitu di susah untuk berpenghasilan ketimbang di papua. Untuk penghidupan dirinya dan anak2nya, ibu ini mengandalkan kiriman dari suaminya dan uang bayarannya sebagai tentor/mentor di PPA.

Lingkungan, soal keamanan lebih tepatnya, bagi saya sedikit menyeramkan. Di gang masuk ke gereja, ada dua kedai berurutan yang menyediakan meja billiard dan banyak pria2, ntah pengangguran atau supir2 angkot, yang nongkrong disitu padahal itu baru jam11 siang. Kalau dari warga setempat bilang, malah terkadang ada pemuda2 yang nge-lem [ngisep2 bau lem aibon].

Dapet istilah baru lagi di rumah ketiga,..
[ayu]: Bapak ada ngarap tanah?
[bapak]: ada
[ayu]: brp luasnya?
[bapak]: 2000 tanah …
[ayu]: heh?? Itu brp meter kali brp meter pak? (sok polos)
[bapak]: hmm … 2000 m2 buk.
[ayu]: owwalah, sama aja to (lega bgt, ga butuh konversi susah2)

Ada yang megejutkan lagi, di daerah ini bikin KTP bayar 50ribu, kalau KartuKeluarga 100ribu … aje gile mahalnya, itu juga pake lama … Kalau soal pendidikan juga, kalau sekolah negeri sih ga bayar, cuma cara ngajar guru-gurunya dan kualitasnya emang masih kurang banget. Ngajarnya pake acara ditinggal-tinggal, kata ibu di rumah pertama.


0 comments:

Post a Comment